Hampir semua orang suka mengabadikan momen
dalam bentuk foto. Entah itu foto saat liburan bersama keluarga, foto nongkrong
bersama teman-teman, atau sekedar swafoto di ponsel masing-masing. Karena gambar
nggak bergerak itu bisa menceritakan banyak hal jika dilihat lagi, entah kapan.
Bahkan foto-foto ‘memalukan’ dari masa lalu, bisa jadi bahan tertawaan di masa
sekarang.
Ada beberapa cara untuk merekam kenangan dalam
bentuk foto. Yang mana favoritmu?
Photo box
Buat yang melewati masa remaja dan alaynya sekitar
tahun 2005, pasti nggak asing nih sama yang namanya photo box. Pada masa itu, photo
box merupakan salah satu pilihan untuk mengabadikan momen. Nggak hanya sama
pasangan, tapi juga sama teman, bahkan sama keluarga. Seru lho rasanya kalau
bisa rame-rame berfoto di kotak sempit itu. Bahkan terkadang bisa sampe 30-an
orang sekali foto. Walaupun harus rela tahan napas dan kegencet kayak lagi naik
kereta di jam sibuk.
Ada banyak pilihan frame buat meramaikan sesi berfoto pengguna photo box. Bahkan rutin berganti setiap sebulan sekali atau
menyesuaikan dengan tema bulan itu. Jadi, misalnya untuk bulan Januari, bakal
ada banyak pilihan frame bernuansa
Tahun Baru. Atau bulan Oktober dengan tema Halloween.
Setelah selesai berfoto, kita akan diberi
waktu buat memilih empat foto terbaik. Jadi, foto yang ngeblur atau pas ada
upil kelihatan nyempil di tepi hidung, nggak perlu ikut dicetak. Walaupun yang
kadang bikin sebel itu kalau pakai baju berwarna sama dengan latar belakang
foto, maka jadinya baju kita bakalan ketumpuk sama gambar frame.
Kemudian hasil foto dicetak ke kertas foto
berukuran 10 cm x 14 cm. Kita bisa pilih empat foto pilihan itu mau dicetak
jadi berapa. Bisa jadi empat foto masing-masing ukuran 5 cm x 7 cm. Sampe 16
foto masing-masing ukuran 2.5 cm x 3.5 cm. Dulu sih sempat bisa dicetak ke
kertas stiker. Jadi foto seru-seruan itu bisa ditempel di alat tulis atau
sampul buku.
Kertas fotonya juga awet banget lho. Udah
bertahun-tahun berlalu, warnanya juga nggak pudar.
Sebelumnya, tolong abaikan pose kekinian pada
masanya ini, ya. Waktu itu sekitar menjelang penghujung 2006 atau baru memulai
2007. Sepertinya sih gaya pakai kemeja dan dilengkapi pin lagi nge-hits, nih.
Hehe. Tapi sayangnya, foto ini nggak tau ada di mana. Cuma tersisa file foto yang memoto hasil photo box.
Tahun-tahun berikutnya udah jarang main photo box lagi. Dan baru nyoba lagi
sekitar tahun 2009/2010. Dan ternyata udah nggak ‘semeriah’ dulu dengan beragam
frame. Di era ini, lebih fokus ke
pilihan background warna dasar dan
netral, seperti merah, hitam, atau putih. Tanpa semarak gambar tambahan yang
meramaikan foto.
Swafoto/Selca
Nah, kalau zaman sekarang, nih, kayaknya udah
nggak terlalu sering orang pergi ke photo
box. Mungkin karena udah pegang alat pem-foto dalam genggaman
masing-masing, ya. Jadi, tinggal cekrek-cekrek, di-collage, upload!
Foto Instan
Mirip seperti photo box yang bisa langsung dicetak saat itu juga. Hanya saja,
kita nggak diberi kesempatan buat melihat preview
atau memilih foto yang akan dicetak. Karena sekali bunyi cekrek terdengar, maka
secara otomatis foto akan tercetak ke dalam genggamanmu.
Zaman masih kecil dulu, sekitar tahun 1996-an,
banyak jasa foto instan ini di tempat-tempat wisata. Tapi kalau zaman sekarang
sih, kayaknya semua orang bisa punya sendiri-sendiri buat dibawa jalan-jalan.
Banyak tempat yang bisa didatangi, banyak orang
datang silih berganti, banyak foto yang bisa dipajang, tapi hanya kenangan yang
akan selalu tersimpan abadi. ©